Serangan Israel ke Jalur Gaza telah memasuki hari ke-31 dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk segera menyudahinya dengan melakukan gencatan senjata. Ketika pengeboman besar-besaran terus berlanjut sepanjang malam di Gaza, sebanyak 18 organisasi kemanusiaan, termasuk PBB, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera”.
Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 10.000 orang. Korban tewas di Gaza termasuk lebih dari 4.000 anak-anak, sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada wartawan bahwa wilayah yang dibombardir itu menjadi “kuburan bagi anak-anak”. Serangan terbaru Israel semalam menewaskan 292 orang dan menghantam dua rumah sakit anak dan satu-satunya rumah sakit jiwa di Gaza.
Laporan Al Jazeera menyebut Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Gaza mengatakan pemakaman di Gaza semakin sulit dilakukan mengingat situasi dan serangan yang terjadi. Sementara itu kuburan juga hampir penuh. “Pemakaman dipersingkat dan sebagian besar jenazah tidak dapat diidentifikasi setelah serangan tersebut. Banyak orang mati dikuburkan tanpa ada anggota keluarga yang meratapi atau menguburkan mereka,” demikian laporan tersebut.
Rumah sakit al-Shifa, yang terbesar di Gaza, dilaporkan akan segera ditutup jika tidak ada bahan bakar yang diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza. Hal ini membuat nasib sekitar 40.000 pengungsi yang mencari perlindungan di rumah sakit, ribuan warga Palestina yang terluka, dan bayi di inkubator, menjadi tidak pasti. Netanyahu dan kabinetnya memutuskan untuk tidak mengizinkan bahan bakar masuk ke Gaza. Mereka juga tidak memberikan prasyarat apa pun tentang bagaimana bahan bakar bisa masuk ke Gaza. Hal ini membuat rumah sakit tidak punya pilihan untuk terus beroperasi.
Uni Eropa (UE) akan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza sebesar 25 juta euro atau sekitar Rp416 miliar. Kabar ini disampaikan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. “Dengan melakukan hal ini, Uni Eropa akan menghabiskan total 100 juta euro untuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza,” kata von der Leyen dalam pidatonya di Brussels. Menyusul serangan Hamas terhadap Israel bulan lalu, UE mengatakan pihaknya sedang meninjau seluruh bantuan pembangunan sebesar 691 juta euro (Rp11,5 triliun) untuk Palestina sebelum membatalkan keputusan tersebut karena adanya reaksi balik dan kritik luas atas keputusan yang diterima.
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menlu Turki Hakan Fidan menyebut negaranya meminta ‘gencatan senjata tanpa syarat’ di Gaza. Sampai saat ini, belum ada pernyataan bersama namun media telah mendapat informasi bahwa mereka membahas beberapa isu, khususnya perang di Gaza dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel. Pihak AS berusaha meyakinkan para pejabat Turki untuk memberikan tekanan lebih besar terhadap Hamas dan memaksa Hamas membebaskan para tawanan. Namun posisi Turki sangat jelas mengenai masalah ini. Mereka mengatakan pembebasan tahanan harus bersifat timbal balik, dimana Hamas melepaskan tawanan dan Israel membebaskan tahanan Palestina. Turki juga meminta gencatan senjata tanpa syarat dan mengatakan harus ada mekanisme internasional untuk mematuhi gencatan senjata tersebut, dan Ankara akan menjadi penjaminnya.
Berbicara setelah presiden Iran, PM Irak mendesak negara-negara untuk menekan Israel agar berhenti menyerang warga sipil guna menghindari konflik yang lebih luas. “Mereka yang tidak menginginkan perluasan perang ini harus memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan pembantaian terorganisir ini,” kata Mohammed Shia al-Sudani. Ia menambahkan bahwa perang yang sedang berlangsung bukan hanya akibat dari serangan tanggal 7 Oktober, tetapi juga akibat pengusiran paksa warga Palestina selama bertahun-tahun dan “penistaan” Masjid Al-Aqsa. Al-Sudani menuduh komunitas global tidak berbuat banyak dalam melaksanakan resolusi internasional dan gagal memenuhi kewajibannya.
Iron Dome Israel dilaporkan eror dan malfungsi sesat setelah ditembakkan oleh sistem pertahanan udara pada Minggu (5/11/2023) malam waktu setempat. Alhasil salah satu sistem pertahanan tercanggih di dunia itu malah menghantam rumah dan rumah sakit di Tel Aviv, Israel. Peristiwa yang menyatakan pesawat pencegat meledak di wilayah Israel ini terekam dalam sebuah video yang dirilis oleh jaringan berita pro-Palestina, Quds News Network pada Senin (6/11/2023). “Pencegat Iron Dome Israel dilaporkan tidak berfungsi. Rudal-rudal dari sistem tersebut terlihat berputar balik dan menghantam rumah-rumah dan sebuah rumah sakit di Tel Aviv,” demikian postingan @QudsNen melalui media sosial. Israel sendiri belum mengomentari laporan tersebut.
Para pejabat Israel mengatakan mereka bertindak berdasarkan intelijen ketika menargetkan mobil yang mereka yakini membawa “teroris” pada Minggu. Namun mereka memb