Konflik bersenjata antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, terus berlanjut. Israel dikabarkan telah masuk ke Gaza untuk menghancurkan kelompok tersebut. Namun, Hamas melawan dengan menembakkan rudal anti-tank ke arah pasukan Israel pada tanggal 31 Oktober 2023. Brigade Al Qassam, kelompok pasukan elit Hamas, mengklaim bahwa mereka bentrok dengan pasukan Israel dan berhasil menargetkan kendaraan dan tank Israel dengan rudal al-Yassin 105. Namun, laporan ini belum dapat dikonfirmasi. Pasukan Israel terus melancarkan serangan udara sementara pasukan darat mereka bergerak lambat. Hal ini mungkin dilakukan untuk menjaga kemungkinan perundingan dengan Hamas mengenai pembebasan para sandera. Meskipun Israel telah membombardir Gaza selama tiga minggu terakhir, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata dan menyebutnya sebagai tindakan menyerah kepada Hamas. Israel mengakui kesulitan melawan Hamas karena kelompok tersebut berbasis di terowongan-terowongan bawah tanah yang sulit terlacak. Menghancurkan terowongan-terowongan tersebut merupakan langkah penting jika Israel ingin membubarkan Hamas. Namun, pertempuran di bawah tanah ini dapat menghilangkan beberapa keunggulan teknologi militer Israel. Ariel Bernstein, seorang mantan tentara Israel yang pernah bertempur di Gaza, menggambarkan pertempuran tersebut sebagai kombinasi penyergapan, jebakan, tempat persembunyian, dan penembak jitu. Ia menggambarkan terowongan tersebut sangat membingungkan dan muncul secara tiba-tiba, menciptakan titik buta bagi pasukan Israel.