Ekspor ‘Harta Karun’ dari Kalimantan-Papua Mencapai Cuan Rp 127 M

by -170 Views
Ekspor ‘Harta Karun’ dari Kalimantan-Papua Mencapai Cuan Rp 127 M

Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan bahwa setiap pekan dia sibuk menandatangani izin ekspor ikan hias, terutama Arwana. Permintaan ekspor untuk komoditas tersebut meningkat pesat.
“Ikan Arwana sering saya tanda tangani setiap minggu untuk diekspor,” ujar Trenggono saat membuka Festival Ikan Hias Nusantara di Mall Ecowalk Jakarta pada Jumat (27/10/2023).

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Budi Sulistyo, menjelaskan bahwa Arwana termasuk dalam Appendix I CITES. Oleh karena itu, jika ingin melakukan perdagangan ikan hias ini, harus memenuhi persyaratan penangkaran dan mendapatkan izin ekspor jika diperdagangkan di pasar internasional.

“Izin ekspor Arwana diperlukan karena termasuk dalam Appendix I CITES. Diperlukan izin khusus untuk mengizinkan spesies ini dijual ke luar negeri,” jelas Budi saat ditemui wartawan di Mall Ecowalk Kuningan Jakarta pada Jumat (27/10/2023).

Budi menyebut Arwana sebagai salah satu komoditas ekspor yang memberikan kontribusi besar terhadap devisa negara setiap tahunnya. Arwana mampu menyumbang devisa sebesar US$ 8 juta atau sekitar Rp 127 miliar per tahun (dengan kurs Rp 15.900).

“Arwana merupakan produk ekspor yang memberikan kontribusi besar terhadap devisa negara, yaitu sekitar US$ 8 juta per tahun,” ucapnya.

Arwana sudah terkenal dan diketahui berasal dari Indonesia, kata Budi.

Negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar untuk Arwana adalah Tiongkok. “Banyak Arwana diekspor ke Tiongkok,” ungkapnya.

Sementara itu, jenis Arwana yang banyak diekspor adalah Arwana Super Red dari Kalimantan dan Arwana Jardini dari Papua.

“Jenis yang banyak diekspor adalah Arwana Super Red dari Kalimantan. Saat ini Arwana Jardini dari Papua juga sedang berkembang dan mulai dikenal secara internasional,” ungkap Budi.

Budi mengingatkan para pelaku usaha untuk berhati-hati dan mempersiapkan diri agar Arwana Jardini menjadi komoditas ekspor unggulan. Ikan hias endemik ini harus dijaga, kata Budi.

Menurut Budi, keunikan dari Arwana Jardini terletak pada warna perak yang unik, sehingga menjadi daya tarik dari ikan hias endemik tersebut.

Arwana Irian atau Jardini memiliki warna dasar hitam kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik kuning keemasan pada bagian tengah sisiknya, bahkan di bagian kepala dan ekor.

Jardini berasal dari Australia, meski sering ditemukan di Pulau Papua. Oleh karena itu, jenis ini kadang-kadang disebut juga sebagai Arwana Irian oleh para penggemar ikan hias. Jardini arowana sebenarnya memiliki dua jenis warna, yaitu warna dasar yang lebih gelap dan warna dasar yang lebih terang.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya:
Pemerintah Menepis Kabar Isu ‘Harta Karun Strategis’ RI Terjual

(wur)