Peneliti BRIN Mengungkap Penyebab Suhu Meningkat yang Tidak Berhubungan dengan El Nino

by -100 Views

Indonesia tengah mengalami cuaca panas dan kekeringan ekstrem dengan suhu maksimum mendekati 40 derajat Celcius. Kota Semarang dan Kertajati dilaporkan mengalami suhu maksimum tertinggi dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ini disebabkan oleh efek fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) positif yang menyebabkan peningkatan suhu dan berkurangnya pembentukan awan hujan di selatan khatulistiwa. Selain itu, suhu permukaan laut yang tinggi akibat El Nino di Samudra Pasifik juga mempengaruhi cuaca panas ini. Ditambah lagi dengan pengaruh angin dari Australia yang kering, musim kemarau kali ini lebih panas dari biasanya.

Meskipun begitu, hasil kajian dari Tim Variabilitas, Perubahan Iklim, dan Awal Musim Badan Riset dan Inovasi Nasional (TIVIPIAM-BRIN) menunjukkan bahwa cuaca panas saat ini belum sepenuhnya dipengaruhi oleh El Nino. Tim ini menemukan bahwa kekeringan yang terjadi saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh IOD positif. Dalam siklus hidup El Nino, perjalanan gelombangnya dimulai dari Samudra Pasifik dekat Peru dan perlahan menjalar ke arah barat dekat Papua. Cuaca panas saat ini masih terjadi di area 2, bukan di area 3 yang berpengaruh langsung pada iklim Indonesia.

Tim TIVIPIAM-BRIN memprediksi bahwa puncak El Nino di Indonesia akan terjadi antara November 2023 hingga Februari 2024. Namun, intensitas El Nino kemungkinan akan menurun setelah itu. Meskipun begitu, penelitian ini juga mengingatkan bahwa El Nino tahun ini terjadi pada saat suhu bumi sudah meningkat 1,5 derajat Celcius. Hal ini membuat intensitas El Nino di area 3.4 mungkin akan bertahan lebih lama dan lebih tinggi daripada El Nino tahun 2015.

Para peneliti masih menunggu apakah Indonesia berpotensi mengalami El Nino yang intens dan bertahan lama seperti tahun 2015. Pemodelan yang dilakukan oleh Biro Meteorologi Australia menunjukkan bahwa El Nino berpotensi semakin menguat dan bertahan lama karena efek pemanasan global yang menyebabkan suhu bumi meningkat. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hal ini.

Artikel Selanjutnya:
BMKG Ingatkan Wilayah RI Ini Zona Merah Kebakaran